Minggu, 27 Mei 2012

Menara Eiffel diresmikan Orang Jawa?

FaktaMenara Eiffel yang selama ini menjadi ikon Paris, ibu kota Perancis ternyata tak lepas dari peran orang Indonesia, khususnya suku Jawa dan Sunda. Kabarnya, orang-orang suku Jawa dan Sunda dikabarkan ikut hadir di Paris pada 1889 lalu, untuk memperingati 100 tahun revolusi Prancis.

Seperti dilaporkan laman Radio Belanda, NRW, peringatan itu ditandai dengan peresmian Menara Eiffel. Orang-orang Jawa dan Sunda didatangkan penguasa Perancis ke Kota Paris untuk mengisi Le Village Javanais (Desa Jawa) - sebutan Pavilyun Belanda-- dalam l’exhibition Universelle atau pameran semesta yang saat itu digelar selama enam bulan.

Alat musik khas Jawa dan Sunda, Gamelan, menjadi ikon dalam pameran tersebut. Dentuman gamelan kala itu mampu menarik perhatian masyarakat Eropa. Sejak saat itu, keberadaan gamelan mampu menancapkan pengaruhnya pada musik Barat. Dengan pengaruhnya itu, komponis Prancis Claude Debussy (1862-1918) sukses mendobrak pembaruan pada musik klasik Barat.

Debussy dikenal sebagai komponis pelopor aliran impresionisme dalam dunia musik. Dalam menyebut gamelan seseorang memang harus kritis. Apalagi orang Indonesia, negeri asal gamelan itu. Di Barat orang memang sering menyebut Debussy terpengaruh gamelan Jawa. Kemudian diuraikan gamelan Jawa punya tangga nada pélog dan saléndro, mungkin setara dengan minor dan mayor dalam musik Barat.


Sumber : Misteri Dunia Unik Aneh

Asteroid yang Paling Menguntungkan Bagi Manusia


AP Photo/NASA


FaktaSekelompok pengusaha kaya yang bergerak di bidang high-tech berniat menambang asteroid Eros yang terletak dekat Bumi dan mengubah fiksi ilmiah menjadi laba nyata. Rencananya, proyek megajuta dollar AS itu akan menggunakan kapal robotik untuk memerah bahan bakar roket dan mineral berharga, seperti platina dan emas, dari asteroid itu. Salah satu pendiri perusahaan menargetkan bisa mengoperasikan stasiun pengisian bahan bakar angkasa luar tahun 2020.


Salah satu isu hangat dalam astronomi saat ini adalah penambangan asteroid. Penambangan asteroid dipandang sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan manusia akan beberapa jenis hasil tambang.

Namun, asteroid apakah yang paling mungkin ditambang? Mana yang bisa memberi keuntungan paling besar?

Planetary Resources yang memproklamirkan diri sebagai perusahaan pertambangan asteroid membuat daftar nama asteroid yang dianggap paling menjanjikan.

Daftar nama asteroid yang dipandang menguntungkan dimuat dalam website Asterank.

Berdasarkan data Asterank, asteroid 253 Mathilde dianggap sebagai asteroid yang paling menguntungkan dan paling bernilai. Asteroid ini memiliki nilai 100 triliun dollar AS dan menjanjikan profit 9,53 juta dollar AS.

253 Mathilde adalah asteroid tipe C dan memiliki diameter sekitar 52,8 kilometer.

Asteroid 2000 BM19 yang memiliki lebar kurang dari 1 km dianggap sebagai asteroid dengan ongkos tambang paling efektif. Nilai asteroid ini sebesar 18,50 triliun dollar AS, menjanjikan profit 3,55 triliun dollar AS.

Sementara itu, asteroid 2009 WY7 dinobatkan sebagai asteroid paling mudah diakses.

Untuk dapat menentukan asteroid yang paling menguntungkan, Asterank melihat data ekonomis dan karakter dari setiap asteroid. data diolah oleh Ian Webster, software engineer di San Fransisco.

Webster mengungkapkan, hasil olahan datanya masih berupa perkiraan kasar, belum akurat.

"Tujuan utama website ini adalah lebih untuk mendidik dan menginspirasi daripada menyajikan data yang akurat, yang saat ini tidak mungkin," kata Webster seperti dikutip Physorg, Kamis (17/5/2012).

Walau belum tentu akurat, Asterank menyuguhkan sebuah potensi untuk menambang benda-benda luar angkasa.

Sumber : Physorg

Sabtu, 26 Mei 2012

Dahulu Kala Indonesia dinamakan Sunda


FaktaPada waktu belajar geografi (ilmu bumi) kita menemui sebutan Sunda Besar (Greater Sunda) dan Sunda Kecil (Lesser Sunda). Sunda Besar meliputi pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, sedangkan Sunda Kecil meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Gabungan dari keduanya di zaman dahulu bahkan dinamakan kepulauan Sunda (Sunda Islands). Mungkin pernah terbesit dalam otak kita mengapa di zaman dahulu Indonesia dinamakan Sunda.

Menurut penelitian sejarah, kata ‘sunda’ ini sudah dipakai oleh pakar ilmu bumi Ptolemeus pada tahun 150 mengacu pada tiga pulau besar yang terletak di timur India. Kata ‘sunda’ ini berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna bersinar, terang, putih. Istilah inilah yang kemudian dipakai secara luas oleh pakar ilmu bumi dan kartografer (pembuat atlas) Eropa untuk merujuk pada kawasan yang pada zaman sekarang ini merupakan wilayah kedaulatan Indonesia.

Pada atlas yang dibuat oleh Giacomo de Rossi pada tahun 1683, kawasan nusantara ini disebut dengan ’Isole della Sonda (kepulauan Sunda). Ada juga peta kuno yang terbuat dari perunggu yang digrafir (engraved copper) tahun 1719 buatan Jerman yang dinamakan Die Inseln von Sonte (perhatikan cara mengeja orang Barat yang menuliskannya dengan ’sonda’ atau ’sonte’). Bahkan juga ditemukan gambar ’penduduk Indonesia’ menurut versi mereka pada tahun 1719 itu yang diberi judulHabitans des Isles dela Sonde (penduduk kepulauan Sunda).


Perjalanan sejarah mencatat bahwa nama ’Sunda’ ini kemudian mengerucut merujuk kepada kerajaan yang berdiri pada abad ke 7 di Pakuan Pajajaran ( kini di sekitar Bogor). Kerajaan Sunda ini runtuh pada tahun 1579, karena pengaruh kekuatan dari Jawa dan kolonialis Belanda. Selama masa penjajahan Belanda, wilayah negara kita dinamakan dengan ’Nederlands Indie’ (Hindia Belanda), namun tercatat pada tahun 1850 seorang antropolog Inggris bernama J.R. Logan memberi nama tanah air kita dengan Indonesia. Menilik nama ’Sunda’ jauh lebih tua dibandingkan dengan ’Indonesia’, mungkin ada pertanyaan yang sangat mengganjal anda ’Why Indonesia and not Sunda?
Pertanyaan ini amat sulit dijawab, karena sejarah mempunyai jalannya sendiri yang tidak linier.


oleh Gustaaf Kusno



Rabu, 16 Mei 2012

Gua Es Terbesar di Dunia




Fakta - Sebuah gua es yang menakjubkan terdapat di Werfen, Austria, sekitar 40 km dari kota Salzburg. 
Namanya, Eisriesenwelt dari bahasa Jerman yang berarti "World of the Ice Giant". Luas gua Eisriesenwelt sekitar 42 km.


Gua Eisriesenwelt dibentuk oleh Sungan Salzach pada 100 juta tahun yang lalu. Air sungai itu mengalir masuk ke Gunung dan mengikis jalur yang dilaluinya. Selama beribu-ribu tahun, retakan dan celah batuan kapurnya menjadi lebih besar saat air mengikis habis batuan, hingga akhirnya menjadi gua.


Pada musim dingin, ketika udara di dalam gunung menjadi lebih hangat daripada di bagian luar, aliran udara dingin masuk ke gunung. Udara dingin itu menurunkan suhu pada bagian yang lebih rendah di dalam gua sampai di bawah titik beku. Saat musim semi, tetesan salju yang mencair masuk melalui retakan di batu. Ketika mencapai daerah terdingin di dalam gua, air itu membeku. Lama-lama, air beku itu membentuk es yang sangat indah di dalam gua.


Sumber : Berani Mag

Selasa, 15 Mei 2012

Setelah Pemanasan, Ada Pendinginan Global

FaktaPendinginan global akan membuang prediksi pemanasan global.

Ketika pujangga Yunani, Homer menulis The Odyssey sekitar 2.800 tahun silam, bumi mengalami periode pendinginan yang disebabkan matahari. Fenomena yang sama dapat terulang.

Ilmuwan Pusat Penelitian Jerman GFZ untuk ilmu geologi menganalisa sedimen di Danau Meerfelder Maar, Jerman. Peneliti menemukan bukti langsung pendinginan mendadak disebabkan "cahaya matahari minimum".

Beberapa ilmuwan menduga periode aktivitas tinggi matahari saat ini akan dilanjutkan dengan periode "minimum". Aktivitas matahari termasuk titik hitam dan badai matahari yang terjadi tahun ini menimbulkan masalah ini. Bahkan, kondisi ini dapat memicu terjadinya zaman Es.

Jika analisis mereka tepat, "cahaya matahari minimum" akan menyebabkan dampak langsung pada iklim bumi. Planet ini akan mendingin secara drastis. Prediksi pemanasan global dapat hancur seketika.

Dr. Achim Brauer dari GFZ mengatakan, "Gangguan musim dingin di semua wilayah Eropa, peningkatan kelembaban, dan angin cocok dengan peristiwa penurunan aktivitas matahari 2.800 tahun lalu."

Brauer mengukur sedimen danau untuk mengetahui tanggal tepatnya perubahan iklim dalam jangka pendek itu terjadi. Periode pendinginan berlangsung selama 200 tahun.

"Menggunakan pendekatan metodologi paling modern, mereka menganalisa sedimen dari Danau Meerfelder Maar, Danau Maar di Eifel, Jerman. Cara ini menentukan variasi iklim tahunan dan aktivitas matahari," imbuhnya seperti dilansir dari laman Daily Mail.

Tiga abad lalu perubahan yang serupa terjadi pada matahari. Bumi mendadak makin dingin. Periode ini disebut "zaman es kecil". Fenomena ini menyebabkan beberapa ribu orang kelaparan karena hasil pertanian membeku di ladang.


Sumber : Vivanews

Senin, 14 Mei 2012

Temuan Baru Rahasia Kalender Kiamat


                                          Empat Angka Panjang Kalender Tunjukkan Masa Depan (dailymail.co.uk)


FaktaDinding situs kuno diperkirakan berhubungan dengan kalender suku Maya.
Sebuah kota besar yang dibangun oleh peradaban suku Maya kuno dan ditemukan hampir satu abad lalu di Guatemala akhirnya membuka tabir rahasianya.

Penggalian kali pertama di kompleks luas Xultzn di wilayah Peten, Guatemala menghasilkan temuan baru. Para arkeolog menemukan struktur yang tampak seperti ruang kerja bagi juru tulis kota.

Tembok dihiasi dengan lukisan unik. Satu lukisan menggambarkan barisan pria berseragam hitam. Ratusan angka yang ditulis berantakan diprediksi memiliki kaitan dengan kalender Maya. Lukisan ini menjadi temuan seni Maya pertama yang tampak di tembok rumah.

Satu dinding dari struktur itu diperkirakan sebuah rumah. Material penutup tidak pernah terlihat di beberapa situs Maya lainnya.

Beberapa coretan menunjukkan berbagai siklus kalender yang dibuat suku Maya. Kalender itu terdiri dari kalender perayaan 260 hari, kalender matahari 365 hari, siklus planet Venus 584 hari, dan siklus harian Mars 780 hari.

Empat angka panjang pada dinding utara di reruntuhan rumah itu terkait dengan kalender Maya. Komputasi bulan, matahari, dan kemungkinan Venus serta Mars juga termuat di dalamnya.

Kolom pertama menuliskan 1.195.740 hari. Kedua, 341.640 hari. Ketiga, 2.448.420 hari. Keempat, 1.765.140 hari.

Tanggal yang tertulis memiliki rentang waktu berkisar 7.000 tahun hingga menuju masa depan. Arkeolog Maya menemukan kalkulasi pertama tabulasi semua siklus menggunakan cara ini. Makna tepat yang menjelaskan rentang waktu ini belum diketahui. 

Arkeolog William Saturno dari Universitas Boston, Amerika Serikat, seperti dilansir dari Dailymail.co.uk mengatakan, "Untuk pertama kalinya kami bisa melihat catatan yang sepertinya disimpan oleh juru tulis. Tugasnya adalah mencatat sejarah komunitas Maya secara resmi."

Para ilmuwan mengatakan tidak ada tanda-tanda kalender Maya berakhir pada 2012, seperti tanda yang telah menjadi prediksi kiamat. Ini hanya siklus kalender semata.

Profesor Astronomi dan Antropologi Universitas Colgate, Anthony Aveni menggambarkan, "Ini seperti odometer pada mobil, kalender Maya bergulir dari 120.000 menjadi 130.000."

Prasasti Maya yang ditemukan di kuil seperti Tortuguero menjadi rujukan hari akhir dunia. Teori konspirasi banyak beredar di internet memperkirakan bumi akan ditelan lubang hitam, terkena hantaman asteroid, dan dimakan dewa-dewa kuno. Tapi, keturunan Maya membantah prediksi kiamat yang dianut pemikiran Barat.

Kalender itu menunjukkan permulaan era baru, bukan akhir dunia. Prediksi kiamat merujuk pada akhir siklus 5.125 tahun sejak permulaan kalender Long Count Maya pada 3113 SM.


Sumber : Vivanews

Kamis, 10 Mei 2012

Bukti Air Pernah Mengalir di Mars

alt
FaktaKetika kehidupan baru dimulai di Bumi, Mars kemungkinan juga berisi kandungan air--diselimuti atmosfir tebal yang memungkinkan mendukung kehidupan.

Salah satu alasan air tidak lagi mengalir di permukaan Mars karena densitas atmosfernya kurang dari 1% kepadatan di bumi.
Namun Profesor Josef Dufek, dari Universitas Tekhnologi Georgia, melihat sebuah kawah yang ditinggalkan oleh lapisan bebatuan sekitar 3,5 miliar tahun lalu. 

Temuan ini menambah semakin banyaknya bukti bahwa air pernah mengalir di Mars.
Dia memulai studinya dengan meneliti sebuah lapisan bebatuan yang didorong ke atmosfer Mars selama letusan gunung berapi sekitar 3,5 miliar tahun lalu, menurut laporan jurnal Geophysical Research Letters.
Penjelajah Mars, Spirit mendarat di lokasi tersebut pada 2007 lalu dan mengambil sejumlah lapisan yang tersisa, sehingga memungkinkan Prof Dufek dan rekan dapat menghitung ukuran, kedalaman dan bentuk lubang bekas tanah yang terjerembab.

Tim kemudian menciptakan kawah mereka sendiri sebagai perbandingan, menembakkan partikel menjadi butiran dengan ukuran yang sama dengan temuan Spirit Mars.

Mereka menghitung bahwa kecepatan partikel telah bergerak untuk menciptakan bekas lubang yang akan diperlukan sebuah tekanan atmosfer 20 kali lebih besar daripada yang ditemukan saat ini.

Hal ini menunjukkan Mars pernah memiliki atmosfir yang lebih tebal, kata Prof. Dufek.
Dia mengatakan, "Tekanan atmosfer memungkinkan memainkan peran dalam mengembangkan hampir seluruh fitur permukaan Mars.”
"Iklim, keadaan fisik air di permukaan dan potensi kehidupan di planet ini semuanya dipengaruhi oleh kondisi atmosfer.”

"Penelitian kami adalah konsisten dengan penelitian yang berkembang bahwa Mars awal setidaknya merupakan dunia berair dengan atmosfir lebih tebal dari yang kita lihat saat ini.”
'Kami hanya dapat meneliti satu celah di salah satu lokasi di Planet Merah. Kami berharap untuk melakukan tes masa depan pada sampel lain berdasarkan pengamatan oleh penjelajah berikutnya. "

Sebuah studi sebelumnya telah menemukan kandungan gipsum di Mars - yang menunjukkan bahwa di Mars pernah ada air, bahkan kemungkinan adanya kehidupan.

Journal Science melaporkan bahwa gipsum hanya bisa terbentuk di dalam air di bawah 60 c : "Itu berarti bahwa kondisi yang kondusif bagi kehidupan pernah ada di tepi kawah tersebut.” 

Sumber : Dailymail

Manusia Pernah Hidup Berdampingan dengan Hewan Purba

FaktaMenurut penelitian terkini dari University of Florida, manusia ternyata pernah hidup bersama dengan hewan purba pada 13.000 tahun yang lalu.


manusia purba
Bettmann/CORBIS



Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa manusia pernah hidup bersama hewan purba raksasa yang saat ini telah punah di akhir zaman es. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Florida, Amerika Serikat, menemukan fakta bahwa 13.000 tahun lalu, penduduk Amerika Utara pernah hidup berdampingan dengan hewan purba seperti mammoth, mastodon, dan kukang tanah raksasa.

Peneliti menganalisis sampel dari 24 tulang manusia dan 48 fosil hewan purba untuk menentukan spesimen. Saat metode analisis elemen Bumi tidak tepat, maka peneliti menggunakan metode penanggalan karbon. Mereka percaya bahwa tulang belulang manusia yang ditemukan di Vero Beach, Florida, tersebut berasal dari 13.000 tahun yang lalu.

“Manusia mungkin mengikuti hewan purba pada zaman itu karena mereka adalah suplai makanan. Hanya itu yang kita tahu untuk saat ini,” papar Profesor Antropologi University of Florida, Barbara Purdy. “Kami tahu secara praktis tentang perilaku mereka saat hidup, bagaimana mereka bertahan, dan berkembang biak,” tambahnya.

“Situs Vero, Florida, menjadi satu-satunya situs yang memiliki data melimpah, berupa tulang manusia yang berhubungan dengan hewan purba,” kata Purdy.

Pemimpin penelitian Bruce MacFadden menambahkan, situs tersebut sangat bersejarah dari segi konteksnya untuk perkembangan arkeologi. Situs tersebut juga awal mula perkembangan masyarakat Amerika. "Penemuan ini membuat kita mengerti sedikit tentang pentingnya kelokalan dan penggunaan teknik baru untuk menjawab pertanyaan yang belum terjawab,” ungkap MacFadden.

Masih banyak peneliti yang tidak percaya adanya kehidupan yang berdampingan antara manusia dan hewan purba. Saat terjadi penemuan fosil pada tahun 1913 dan 1916, ilmuwan yakin bahwa tulang manusia itu berasal dari pemakaman yang baru terjadi. Tidak setua hewan purba yang telah ditemukan. Hal ini terjadi karena tidak adanya metode penanggalan yang bisa digunakan.

Sumber : Arief Sujatmoko. sciencedaily

6 Juni Bersejarah bagi Batavia (Jakarta)


NASA


FaktaTransit Venus 8 Juni 2004

Tanggal 6 Juni 2012 nanti akan menjadi momen yang tepat untuk merayakan peristiwa 251 tahun lalu, salah satu momen yang menandai perkembangan astronomi di nusantara.

Pada 6 Juni 1761, fenomena astronomi Transit Venus terjadi. Fenomena ini merupakan saat di mana Venus melewati permukaan Matahari, tampak sebagai bintik berwarna hitam, terlihat dari Jakarta.

Kini, seperempat milenium kemudian, Transit Venus kembali terjadi di tanggal yang sama. Transit Venus nantinya akan terjadi selama sekitar 7 jam, mulai sekitar pukul 5.14 WIB hingga 11.50 WIB.

Batavia dan Transit Venus 6 Juni 1761

Fenomena transit Venus terjadi dalam periode waktu dengan formula 8, 121, 5, 8, dan 105,5 tahun. Terakhir, Transit Venus terjadi pada tanggal 8 Juni 2004 yang lalu.

Saat Transit Venus berlangsung pada tahun 1761, Jakarta punya peran penting. Astronom asal Inggris, Edmund Halley (penemu komet pertama) merekomendasikan Jakarta sebagai tempat pengamatan terbaik saat itu.

Situs Langitselatan.com menguraikan bahwa pengamatan dari Jakarta (atau Batavia) akan memberi sumbangan bagi penghitungan jarak Bumi-Matahari, satu tantangan besar dalam dunia astronomi kala itu.

Jarak Bumi-Matahari merupakan konstanta penting dalam sistem heliosentris Coipernicus. Saat itu, jarak Bumi-Matahari akan dihitung dengan metode paralaks dengan memanfaatkan Transit Venus.

Paper Robert H van Gent dari Universitas Utrecht, Belanda, di Proceedings International Astronomicakl Union (IAU) tahun 2005 memaparkan bagaimana pengamatan di Batavia bisa terjadi serta proses dan hasilnya.

Diceritakan bahwa pada tahun 1760, astronom Perancis Joseph-Nicholas Delisle mengirim surat pada astronom Belanda, Dirk Klinkenberg, untuk bisa membantu astronom Perancis mengamati Transit Venus di Batavia.

Saat yang sama, Deslie juga mendengar bahwa Royal Society of London akan mengirim 2 astronomnya, Charles Mason and Jeremiah Dixon, untuk melihat Transit Venus di Sumatera.

Akhirnya, Deslie berpikir bahwa pengiriman astronom Perancis tak diperlukan. Ia meminta Klinkenberg untuk menghubungi pemerintah VOC di Batavia agar bisa menugaskan orang untuk melakukan pengamatan.

Awalnya, tugas akan diberikan pada Pieter Hermanus Ohdem, ahli matematika dan navigasi yang saat itu juga berpengalaman mengamati komet Halley. Tapi ternyata, Ohdem sudah dipulangkan ke Belanda tahun 1760.

Pengamatan Transit Venus akhirnya dipasrahkan pada Gerrit de Haan, kepala Departemen Pemetaan di Batavia dan Pieter Jan Soele yang saat itu menjabat sebagai kapten kapal VOC.

Pengamatan dilakukan dari pantai wilayah Sunda Kelapa, di tanah milik pastor Johan Maurits Mohr. Sebelum pengamatan, Mohr juga diminta menjadi penerjemah peta pengamatan Transit Venus buata Deslie.

Pada hari H, pengamatan berhasil dilakukan dari awal sampai akhir transit. Pengamatan dilakukan dengan 2 teleskop reflektor Gregorian dengan fokus 18 dan 27 inchi, oktan London Instrument dan jam saku.

Memang observasi dilakukan oleh de Haan dan Soale, tapi Mohr-lah yang menulis laporan hingga akhirnya diterbitkan di Verhandelingen terbitan tahun 1763.

Setelah 1761, Transit Venus terjadi pada tahun 1769. Menyongsong Transit Venus inilah, Mohr benar-benar mengembangkan dunia astronomi di Indonesia. Salah satu bentuknya adalah membangun observatorium.

Observatorium yang dibangun Mohr berlokasi di Gang Torong, kawasan Petak Sembilan. Bangunan observatorium telah rusak akibat gempa tahun 1780. Area observatorium kini dipakai sebagai area sekolah SD Katolik Ricci.

6 Juni 2012, ketika sejarah berulang

Transit Venus akan terjadi lagi 6 Juni 2012 nanti. Meski jakarta bukan lagi lokasi terbaik pengamatan, namun momen Transit Venus kali ini tetap layak dinikmati publik Jakarta dan kota lainnya di Indonesia.

Komunitas astronomi seperti Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ) berencana menggelar pengamatan. Keikutsertaan dalam pengamatan adalah salah satu upaya merayakan momen ini.

Untuk melakukan pengamatan, diperlukan teleskop yang dilengkapi filter. Cara-cara pengamatan juga harus diperhatikan sebab berkenaan dengan Matahari yang bisa merusak pengelihatan.

Keikutsertaan meramaikan Transit Venus kali ini bukan hanya berarti menikmati fenomena astronomi semata, tetapi turut memperingati betapa Jakarta sudah menyumbangkan "sesuatu" bagi dunia.

Di samping itu, fenomena Transit Venus menjadi peristiwa sekali seumur hidup. Setelah tahun 2012, Venus baru akan melewati piringan Matahari lagi pada tahun 2117.

Momen nanti juga sekaligus menjadi ajang mengenal semesta. Siapa tahu, lebih banyak kalangan, terutama generasi muda, tertarik astronomi. Siapa tahu, nantinya akan ada orang Indonesia yang menemukan planet layak huni.

Sumber : KMC

Ahli Temukan Darah Tertua di Bumi

Headline
dailymail.co.uk


Fakta - Para ahli berhasil menemukan sampel darah manusia tertua yang pernah ditemukan di Bumi. Sampel ini ditemukan pada tubuh mumi seorang pria berusia 5.000 tahun. Ingin tahu?
Penemuan ini berhasil memberi secercah cahaya pada kehidupan manusia es Oetzi. Manusia es ini ditemukan membeku pada 22 tahun lalu oleh para ilmuwan. Serangkaian tes dilakukan, dan sejarah yang terjadi padanya pun terkuak.
Oetzi diketahui mengalami kematian brutal saat melakukan perjalanan di gunung setinggi 2.743 meter. Kini jejak darah mumi ini ditemukan tim ahli dari Italia dan Jerman. Profesor Albert Zink dari European Academy pun menyelidikinya.
“Kami menemukan gambar sel darah merah dengan ‘bentuk donat’ klasik serupa yang ditemui pada manusia modern,” katanya.
Manusia es ini diketahui memiliki tinggi badan 159 cm dengan usia 46 tahun seperti dikutip DM.

Ini dia videonya.

Sumber : Dailymail UK

Teori Baru Punahnya Dinosaurus

FaktaSampai saat ini, hantaman asteroid dan aktivitas vulkanik sekitar 65 juta tahun lalu disebut-sebut sebagai penyebab punahnya dinosaurus.


fosil,dinosaurus
Corey Ford/Stocktrek Images/Corbis



Dari sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti asal Inggris, disimpulkan bahwa gas metana yang dikeluarkan oleh dinosaurus-lah yang menyebabkan punahnya hewan raksasa tersebut. Menurut kalkulasi, makhluk prasejarah itu telah menghembuskan lebih dari 520 juta ton metana per tahun ke udara. Angka ini cukup untuk menghangatkan planet Bumi dan mempercepat kepunahan mereka sendiri.

Sampai saat ini, hantaman asteroid dan aktivitas vulkanik sekitar 65 juta tahun lalu disebut-sebut sebagai penyebab punahnya dinosaurus. Namun, dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Current Biology tersebut, sauropod raksasa pemakan tanaman merupakan spesies yang dituduh sebagai penyebabnya.

Sebagai gambaran, seekor argentinosaurus berbobot sekitar 90 ton dan memiliki panjang 42 meter, rata-rata mengonsumsi setengah ton tanaman pakis per hari. Dia akan memproduksi banyak metana saat ia menguraikan makanan tersebut di saluran pencernaan, lalu mengeluarkan gas tersebut lewat saluran pembuangan.

Untuk itu, professor Graeme Ruxton dari St. Andrews University, Skotlandia dan peneliti David Wilkinson dari Liverpool John Moores University, coba menghitung seberapa banyak gas rumah kaca yang diproduksi oleh miliaran ekor dinosaurus sepanjang era Mesozoikum yang dimulai 250 juta tahun lalu.

“Menggunakan model matematika sederhana, diketahui bahwa mikroba yang tinggal di dalam tubuh dinosaurus sauropod telah memproduksi metana dalam jumlah yang cukup untuk menghadirkan efek signifikan bagi iklim era Mesozoikum,” kata Wilkinson. “Bahkan, perhitungan kami mengindikasikan bahwa dinosaurus ini menghasilkan metana jauh lebih banyak dibandingkan dengan gabungan seluruh metana yang diproduksi oleh alam dan manusia masa kini,” ucapnya.

Produksi metana para dinosaurus yang mencapai 520 juta ton per tahun sebanding dengan emisi gas rumah kaca produksi alam dan akibat ulah manusia saat ini. Jumlahnya, menurut para peneliti, sekitar 21 kali lebih kuat dibandingkan dengan CO2 dalam memerangkap suhu panas di permukaan Bumi dan menyebabkan perubahan iklim. Sebagai perbandingan, sapi dan hewan-hewan ternak yang ada di seluruh dunia saat ini hanya memproduksi 100 juta ton metana per tahun.

Sumber : Foxnews

Selasa, 08 Mei 2012

Misteri Pembunuhan Manusia Es

Mumi Manusia Es yang Dibekukan di Lab Italia (nationalgeographic.com) 



FaktaMumi manusia es Otzi telah melalui serangkaian autopsi untuk mengungkap pembunuhannya.
Teknik terbaru nanoteknologi menggunakan mikroskop berkekuatan atom untuk memeriksa jasad korban pembunuhan pertama dalam sejarah manusia, Otzi. Cara penelitian ini menemukan jejak penanda pendarahan, fibrin.

"Fibrin terbentuk segera setelah Anda terluka. Hanya butuh beberapa menit sebelum akhirnya menghilang," ujar Kepala Institut Mumi dan Manusia Es di Bolzano, Italia, Albert Zink. Penemuan fibrin pada luka panah manusia es ini menunjukkan Otzi meninggal sangat cepat setelah dipanah.

Langkah yang menggunakan teknologi baru ini dapat dimanfaatkan untuk membantu penyelidikan pembunuhan manusia era modern.

Ilmuwan juga menemukan sampel sel darah merah dari tubuh Otzi. Sel darah tua ini lebih elastis dari sampel yang segar. Dengan cara analisis darah yang sama, Zink menilai teknik serupa dapat berguna untuk menyelidiki tempat kejadian perkara.

"Jika jejak darah kering, tim peneliti forensik tidak memiliki metode yang baik untuk memperkirakan usia tetesan darah. Mereka tidak bisa menilai darah ini menetes dalam hitungan hari, minggu, atau bulan," imbuhnya seperti dikutip dari laman Discovery.com.

Menurut Zink, teknologi ini dapat merekam perbedaan elastisitas struktur darah untuk memprediksi umur titik darah pada lokasi kejahatan.

Penemuan ini menjelaskan misteri pembunuhan pria berusia 46 tahun ini. Otzi kali pertama ditemukan pada 1991 di utara Tyrol, sekitar 3.210 meter di atas permukaan laut. Manusia es ini menjadi salah satu mumi yang paling tua dan tersimpan dengan dengan sangat baik.

Penelitian awal menemukan Otzi menghabiskan hidupnya dalam radius 60 km dari tempat penemuan tubuhnya. Ilmuwan telah mengetahui kegiatan Otzi sebelum meninggal sejak 2007.

Pria ini memakan daging rusa. Para ilmuwan memperkirakan Otzi meninggal akibat terlibat pertempuran. Pendapat lain mengatakan dia dibunuh sebagai bagian dari ritual pengorbanan manusia.

Menurut pakar medis, Ruhli, tembakan panah ini tampak seperti berasal dari pertempuran atau terpanah saat berburu dibanding bagian dari ritual pengorbanan.

Ruhli berspekulasi Otzi ditembak di gletser, bukan di lembah, karena luka arteri menyebabkan kematian secara singkat. Manusia es ini lalu melarikan diri ke pegunungan hingga ajal menjemputnya.

Senin, 07 Mei 2012

Jangan Abaikan 7 Gejala Berikut


FaktaBeberapa penyakit sering datang mendadak dan tahu-tahu sudah memasuki tahap kronis.

Biar Anda bisa mencegah gangguan kesehatan yang tak diinginkan, berikut ini beberapa sinyal dari tubuh yang biasa diacuhkan namun menjadi pertanda adanya ketidakberesan dalam tubuh, seperti dilansir melalui ABCnews, Senin (19/3).
Sakit Kepala
Banyak orang sering mengalami sakit kepala sebelah atau migrain. Secara tiba-tiba terserang migrain memang amat mengganggu. Berhati-hatilah, keseringan sakit kepala berat merupakan sinyal aneurisma otak. Jika dibiarkan bisa menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit. Kebiasaan merokok dan memiliki riwayat keluarga menderita aneurisma, semakin memperbesar peluang terkena penyakit tersebut.

Gigi Berdenyut
Menderita gigi berdenyut memang menyiksa. Gigi sering berdenyut menjadi sinyal adanya kerusakan pada saraf gigi. Bisa disebabkan karena enamel gigi retak atau membusuk. Jika tidak segera diatasi bisa membuat bakteri dalam mulut yang dapat menginfeksi saraf dengan mudah.

Nyeri di satu sisi
Jika Anda sering merasa seolah-olah sedang ditusuk di bagian kanan yang disertai juga mual dan demam, bisa menjadi pertanda Anda mengalami usus buntu. Kemungkinan lain, bisa menjadi pertanda adanya kista ovarium.

Nyeri Dada
Sering merasa nyeri dada, bisa jadi itu sinyal adanya masalah jantung. Gejala ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Ada kalanya, gejala hanya berupa, dada terasa ditekan disertai dengan kelelahan, sakit tenggorokan atau sesak nafas.

Perut Kembung
Perut kembung dan terasa seperti banyak gas memang tak enak. Gejala ini sering dialami wanita saat menstruasi. Namun, berhati-hatilah. Perut kembung bisa menjadi tanda terburuk dari kanker ovarium.

Pada tahun 2007, Gynecologic Cancer Foundation merilis konsensus nasional pertama mengenai gejala awal, seperti bengkak, nyeri panggul atau perut dan kesulitan makan selama lebih dari dua hingga tiga minggu.

Kesemutan di Jari Kaki
Sering mengalami kesemutan pada jari kaki menjadi sinyal adanya saraf tulang belakang tertekan oleh bantalan tulang di tulang belakang. Jika dibiarkan terus-menerus, anda berisiko mengalami kerusakan saraf permanen dan membuat jari kaki anda mati rasa.

Kaki Bengkak
Betis terlihat bengkak, merah atau hangat saat disentuh? Anda mungkin menderita trombosit vena (DVT), atau dikenal sebagai penggumpalan darah. Risiko ini sering terjadi pada orang yang melakukan penerbangan selama berjam-jam, perokok dan wanita yang mengonsumsi pil KB juga berisiko tinggi mengalami penggumpalan darah.

Orang Sehat tidak Pipis saat Tidur


Orang Sehat Tidak Pipis Saat Tidur
FaktaSebagian orang yang tidak bisa menahan buang air kecil di malam hari telah membingungkan para ilmuwan. Kini, para ilmuwan telah menemukan sebuah protein yang bisa menjelaskan mengapa ada orang yang lebih sering buang air kecil di malam hari.
Tim penelitian dari Kyoto University menemukan protein, yang disebut connexin43. Connexin43 merupakan bagian dari suatu kelompok protein yang mempengaruhi irama sirkandian. Protein ini menjadi pengontrol kapasitas kandung kemih dan berperan menentukan seberapa lama air seni bisa tersimpan di kantong kemih sebelum dikeluarkan.
Penelitian yang dipimpin oleh Osamu Ogawa dilakukan menggunakan tikus yang secara genetika telah dimodifikasi untuk tidak memiliki gen yang memproduksi connexin43.
Untuk mengamati seberapa sering tikus buang air kecil di malam hari, peneliti menggunakan gulungan kertas saring yang berubah menjadi warna ungu bila terkena bahkan sedikit cairan.
Peneliti menemukan tikus dengan gen connexin43 abnormal memiliki intensitas buang air kecil yang lebih jarang dibandingkan gen normal. Dan ketika peneliti melihat sel-sel otot kandung kemih menunjukkan bahwa produksi connexin43 berkaitan erat dengan perubahan ritme sirkadian.
Para peneliti mengatakan ada kemungkinan jalur sirkadian yang lain mengalami gangguan, termasuk penurunan korteks, bagian otak yang terangsang oleh sinyal dari kandung kemih atau terlalu banyak memproduksi urin oleh ginjal di malam hari.
"Penelitian ini menjelaskan mengapa orang sehat tidak buang air kecil ketika tidur, dari sudut pandang fungsi kandung kemih," jelas kata Dr Akihiro Kanematsu dari Hyogo College of Medicine, Jepang, dikutip melalui LiveScience (4/5).
Kebutuhan kronis untuk buang air kecil di malam hari, disebut dengan istilah enuresis noktural, yang juga menyebabkan ngompol pada bayi dan anak-anak.

Sumber : Yahoo.com

Dinosaurus Penyebab Perubahan Iklim ?

Ilustrasi dinosaurus pemakan tumbuh-tumbuhan ( curiosity.discovery.com  )

Ilustrasi dinosaurus pemakan tumbuh-tumbuhan (curiosity.discovery.com)


FaktaMakhluk raksasa ini kemungkinan memiliki andil dalam kepunahan mereka sendiri.

Walaupun tidak sepenuhnya salah dinosaurus, makhluk raksasa ini punya andil dalam perubahan iklim. Menurut ilmuwan, makhluk raksasa purba ini menghasilkan banyak sekali gas dalam perutnya.

Herbivora raksasa sauropods menjadi penjahat utama karena jumlah besar tanaman hijau yang telah dikonsumsinya.

Profesor Universitas St Andrews, Skotlandia, Graeme Ruxton mengatakan hewan raksasa ini selama 150 tahun berkontribusi menghasilkan gas pemanasan global, metana.

Tim menghitung secara kolektif binatang purba ini memproduksi lebih dari 520m ton metana per tahun, lebih dari yang dihasilkan sumber metana pada era modern.

Ilmuwan memperkirakan jumlah yang sangat besar ini dengan mudah dapat menghangatkan bumi. Bahkan, perubahan iklim sangat dahsyat yang terjadi menjadi senjata makan tuan bagi dinosaurus. Mereka punah karena gas yang dihasilkan sendiri.

Salah satu hewan, argentinosaurus seberat 90 ton mengonsumsi sekitar setengah ton makanan dalam sehari.

Setelah makanan dicerna, perut binatang ini akan menghasilkan ribuan liter gas rumah kaca. Jumlah yang sangat besar apabila dibandingkan dengan sapi masa kini yang hanya memproduksi 200 liter gas metana setiap hari.

Metana 20 kali lebih efektif dalam memerangkap panas di atmosfer daripada karbon dioksida (CO2). Gas ini dibuat dari berbagai sumber alami dan hasil kegiatan manusia. Tempat pembuangan sampah, gas alam, sumber minyak bumi, dan kegiatan pertanian dapat menjadi penghasil gas metana.

Para ilmuwan menyebutkan manusia telah mendorong peningkatan gas naik 2,5 kali lebih tinggi dari kadar yang seharusnya. Kenaikan ini bertanggung jawab pada 20 persen pemanasan global modern.

Sapi dan ternak lainnya saat ini menghasilkan 100m ton metana dalam setahun. Menurut Profesor Ruxton dan rekan penelitinya, David Wilkinson dari Universitas John Moores Liverpool, Inggris, ini hanya seperlima dari yang dihasilkan dinosaurus.

"Bahkan, kalkulasi kami menemukan dinosaurus menghasilkan lebih banyak metana dibanding sumber modern. Baik dari gabungan sumber alami dan manusia," ujar Wilkinson seperti dikutip dari laman Dailymail.co.uk.

Sumber : Daily Mail

'Guinness Book of Record' Planet


Planet-planet di angkasa raya (NASA / Daily Mail)


FaktaPara astronom sudah menemukan dan mempelajari planet-planet dengan karakter unik.

Dalam 50 tahun terakhir, teleskop yang dimiliki manusia kian besar dan canggih. Manusia pun dimampukan menjelajah dan mempelajari sedikit demi sedikit benda-benda langit tetangga Bumi, tempat kita tinggal.

Para astronom pun sudah menemukan dan mempelajari planet-planet di luar sana dengan karakter yang unik. Laman berita Dailymail kemudian membuat versi 'Guinness Book of Records' angkasa raya. Berikut para pemenangnya:

[Tercepat]
Gelar ini diberikan kepada planet SWEEPS-10 yang terbang di sekitar bintangnya pada jarak hanya 740.000 mil, sekitar tiga kali jarak bulan dari bumi. Artinya, setahun berlangsung hanya 10 jam!

[Terbesar]
Planet TrES-4 memiliki besar 1,7 kali planet 'goliat' di tata surya kita, Yupiter. Yupiter sendiri memiliki diameter 149.980 kilometer.

Planet ini juga dijadikan kandidat planet paling aneh. Sebab, planet ini tergolong ringan untuk ukuran tubuh yang besar. Hal ini disebabkan komposisi planet yang memiliki kepadatan seperti gabus.

Georgi Mandushev dari Observatorium Lowell di Arizona, mengatakan: "Kepadatan rata-rata planet ini hanya sekitar 0,2 gram per sentimeter kubik. Kerapatannya seperti kerapatan kayu balsa."



[Terkecil]
Ada planet terbesar, maka ada pula planet terkecil, non-tata surya. Gelar terakhir ini diberikan kepada Kepler-10b. Dengan besar 1,4 kali Bumi, planet ini berjarak 560 tahun cahaya. 


[Tertua]
Planet Methusela sejauh ini dinobatkan sebagai planet tertua. Planet dengan nama asli PSR B1620-26 b itu disebut sebagai kakek dari antariksa, karena terbentuk sekitar 12,7 miliar tahun yang lalu. Atau, 8 miliar tahun lebih tua dibanding Bumi. Methusela terbentuk hanya dua miliar tahun setelah peristiwa Dentuman Besar atau Big Bang.

[Termuda]
Dan, planet paling muda masih dipegang planet belum bernama. Planet yang mengorbit pada bintang Coku Tau itu diperkirakan berusia kurang dari sejuta tahun. Jarak planet 'bayi' ini relatif dekat dengan Bumi, 420 tahun cahaya.

[Terpanas]
Planet paling panas yang pernah ditemukan manusia adalah WASP-12b. Planet gas ini memiliki suhu permukaan 2.200 derajat Celcius. Besar planet ini pun bisa jadi pesaing planet terbesar, karena hampir dua kali Yupiter.

[Terdingin]

Sementara itu, terdingin, jatuh kepada planet OGLE-BLG-390L. Dengan massa lima kali Bumi, planet ini memiliki suhu permukaan minus 220 derajat Celcius. Planet bebatuan ini bisa juga jadi planet terjauh yang pernah ditemukan manusia dengan jarak 28 ribu tahun cahaya.



Sumber : Daily Mail