Minggu, 20 April 2014

Sepeda Kapsul Masa Depan : Arion1 Velocipede

Fakta - Arion1 Velocipede 40 kali lebih aerodinamis dari Bugatti Veyron.



Arion1 Velocipede adalah sebuah sepeda dan dapat menjadi sepeda tercepat sepanjang sejarah, mencapai 90mph (atau setara dengan 145 kmh) dan menghasilkan daya yang cukup untuk menerangi pada rata-rata rumah.

Dijuluki Arion1 Velocipede, sepeda ini dirancang oleh tim pelajar dari Inggris yang percaya ini akan menjadi kendaraan bertenaga manusia tercepat dalam sejarah.

University of Liverpool Velocipede Team (ULVT) berharap disain mereka akan menembus rekor kecepatan 83.13 mph (133.7 kmh) pada September 2013 oleh TU Delft dan VU Amsterdam Universities.

Arion1 akan dirancang, diproduksi dan siap untuk bertanding pada May 2015, dan akan mencoba rekor di September 2015 pada World Human Power Speed Challenge di Battle Mountain, Nevada.

"Ini bukan sepeda biasa yang anda akan lihat naik turun di jalan," kata ketua tim, Ben Hogan (22) pada MailOnline

Pengendara diposisikan hampir berbaring sedekat mungkin dengan tanah. Gaya bersepeda ini dikenal sebagai recumbent cycling (bersepeda telentang)"

Seluruh bagian sepeda tertutup dalam cangkang ringan dari serat karbon, menjadikannya bentuk yang efisien aerodinamis yang memungkinkan untuk membelah udara lebih mudah.

Bentuk yang tidak biasa dari kerangka luar Arion1 meningkatkan aerodinamika kendaraan, disain ini menggunakan konsep yang sama seperti sayap pesawat untuk membelah udara semudah mungkin.

"Bagian depan kendaraan dibuat sekecil mungkin, tempat duduk pengendara pada posisi sedekat mungkin dengan tanah memastikan hambatan angin diperkecil," kata Hogan.



Pengendara akan berjarak hanya 5 inci (13cm) dari tanah dan itu sangat mengerikan bagi beberapa orang jika dalam kecepatan tinggi.

Arion1 tidak menghasilkan emisi karbon, berat kurang dari 55lbs (25kg), itu 98.4 % lebih efisien dan akan melakukan perjalanan hampir dua kali lipat dari rekor balap sepeda.




Philippa Oldham, ketua transport di Institution of Mechanical Engineers, mengatakan : "Untuk mencapai kecepatan yang mereka inginkan, tim harus memastikan semuanya sempurna, dari aerodinamika sepeda hingga ukuran dari rodanya"

"Proyek ini tidak mudah, tapi pada tahap ini, setelah hanya enam bulan pada proyek ini, kami dalam posisi yang bagus," kata Hogan.


Sumber : Dailymail.co.uk (Diterjemahkan oleh TheJouLes)

Kamis, 17 April 2014

Neanderthal adalah Orangtua yang Baik

Fakta - Anak-anak Neanderthal terasuh dengan baik. Begitu disimpulkan dalam suatu penelitian baru.

Para ahli selama ini percaya Neanderthal memiliki masa kecil yang keras, dan berbahaya. Pasti benarkah?

Studi terbaru dengan sudut pandang berbeda ditunjukkan tim arkeolog dari PALAEO (Centre for Human Palaeoecology and Evolutionary Origins) dan Department of Archaeology, University of York.

Pada studi yang dipublikasikan dalam Oxford Journal of Archaeology mereka mengungkap, anak-anak Neanderthal punya ikatan atau kelekatan emosional yang kuat antarsesama — dan bahwa hal ini berperan signifikan untuk membangun pergaulan dalam kelompok sosialnya.

Bahkan, masa kanak-kanak Neanderthal mungkin hanya berbeda tipis saja dari manusia modern dalam hal hubungan sosial. Fokus Neanderthal pada pengembangan kemampuan bersosialisasi mungkin tidak sebesar manusia modern, tapi mereka memiliki "modal" yang sama.

Ini merupakan antitesis dari studi lama yang cenderung menarik kesimpulan berdasarkan prasangka akan keterbelakangan Neanderthal yang lantas dikaitkan dengan ketidakmampuan melindungi anak, ujar pimpinan studi Dr. Penny Spikins, seorang arkeolog yang banyak meneliti budaya dan perilaku sosial Neanderthal.

Padahal sebaliknya, dinyatakan Neanderthal selalu merawat anak yang sakit dan terluka bisa sampai berbulan-bulan, atau acapkali tahunan. Penguburan bagi anak yang meninggal pun dilaksanakan secara khusus, ritualnya kemungkinan lebih rumit daripada orang dewasa.
Berdasar hasil studi ini, orangtua Neanderthal sangat konsekuen memperhatikan anak-anaknya.

Kelompok-kelompok Neanderthal hidup relatif terisolisasi, implikasinya justru hubungan internal (antarinvidu dalam kelompok) semakin erat. "Tinggal di daerah yang sulit, mereka perlu menghadapi tekanan dari luar dan salah satu kecenderungan dengan menjalin ikatan emosional ke orang-orang terdekat," jelas Spikins.


Sumber : NatGeo Indonesia, Science Daily