GARA-GARA USG?
Sampai saat ini, tidak ada satupun dokter atau ilmuwan yang tahu pasti apa penyebab kidal. Ada beberapa teori yang mencetuskan alasan mengapa seseorang bisa kidal, tapi kebenarannya belum teruji secara pasti.
Menurut Fabiola Priscilla Setiawan, M.Psi., atau biasa dipanggil Mbak Febi, psikolog anak dan remaja, kidal terjadi saat otak kanan seseorang lebih dominan dibanding otak kirinya.
“Otak kanan itu mengatur bagian tubuh sebelah kiri, sedangkan otak kiri mengatur tubuh sebelah kanan. Orang yang lebih nyaman menggunakan tubuh sebelah kiri, termasuk tangan kiri, berarti otak kanannya yang lebih dominan,” kata Mbak Febi menjelaskan.
Apa penyebabnya? Bisa jadi karena faktor lingkungan, mungkin seorang anak memang dibiasakan memakai tangan kiri dari kecil, atau bisa juga karena faktor genetis. “Kalau di satu keluarga ada yang kidal, kemungkinan ada anggota keluarga lain yang akan kidal juga. Misalnya anaknya, atau keponakannya,” ujar psikolog yang juga kidal ini.
Ibu yang melewati proses melahirkan yang sulit, dan yang terlalu sering melakukan USG saat sedang hamil, juga disebut-sebut sebagai hal yang menyebabkan kidal. Persalinan yang sulit menyebabkan bayi kekurangan oksigen di otak. “Terlalu sering USG juga dicurigai bisa menimbulkan perubahan di otak janin. Akibatnya, bayi yang dilahirkan jadi kidal,” lanjut Mbak Febi.
JAGO MENGGAMBAR
Gara-gara didominasi otak kanan, orang kidal jadi jauh lebih kreatif dibanding orang-orang yang biasa menggunakan tangan kanan. Otak kiri fungsinya mengatur hal-hal yang berhubungan dengan logika, sedangkan otak kanan mengatur hal-hal yang abstrak seperti seni, bahasa, musik, dan emosi.
“Itulah sebabnya, orang-orang yang kidal biasanya jago menggambar. Jadi, tidaklah heran kalau banyak musisi, pelukis, aktor, dan seniman yang bertangan kidal,” kata psikolog yang berpraktek di Lembaga Psikologi Terapan UI ini.
Akibat otak kanan lebih dominan, anak-anak yang kidal juga biasanya punya daya khayal dan imajinasi yang tinggi, yang bikin mereka jadi lebih kreatif dibanding anak-anak bertangan kanan.
Itulah kelebihannya. Apa kekurangannya?
“Anak yang kidal biasanya lebih sensitif. Mereka juga cenderung tidak percaya diri, apalagi kalau lingkungannya tidak menerima dia sebagai orang kidal. Penelitian menunjukkan kalau kompetensi orang yang kidal dan orang yang “normal” itu sebenarnya sama ,” Mbak Febi menegaskan.
SEKALI KIRI, TETAP KIRI
Ini penting, jika anda kidal, jangan sekali-kali berusaha untuk berubah jadi right-hander alias pengguna tangan kanan. Termasuk jika disuruh oleh orang tua atau guru. Jika dipaksakan, efeknya justru tidak akan bagus, baik secara psikologis maupun secara prestasi. Mbak Febi memberi contoh lewat pengalaman pribadinya, “Waktu SD prestasi saya bagus, selalu masuk rangking. Tapi begitu duduk di kelas empat, saya nggak diijinkan masuk kelas kalo saya nggak belajar pake tangan kanan, termasuk nulis pake tangan kanan. Itu sulit banget buat saya. Nulis jadi lambat, mikir juga jadi nggak konsen. Apalagi kalo guru lagi mendikte catatan atau ngasih soal mencongak. Sejak itu, prestasi saya langsung drop,” bilang Mbak Febi.
Si kidal yang memaksakan berubah jadi “normal” juga biasanya jadi lebih gampang cemas, tidur terganggu, tidak percaya diri, bahkan bisa jadi gagap. Kenapa gagap?
“Iya, ini biasanya terjadi pada anak yang sering diingatkan dengan cara yang keras, misalnya dibentak, untuk pake tangan kanan. Akibatnya dia jadi waswas, mau melakukan apapun jadi serba takut,” Mbak Febi menjelaskan.
Kasus ini juga dialami oleh Raja Inggris King George VI yang jadi gagap dan dyslexia akibat dipaksa menggunakan tangan kanan, padahal dia aslinya adalah seorang kidal.
“Tangan kanan dan tangan kiri kan dua-duanya ciptaan Tuhan. Tidak ada yang baik atau buruk. Yang penting, untuk hal-hal normatif kayak salaman, tetap dibiasakan pakai tangan kanan. Tapi kalau untuk menulis atau ngelempar bola, ya silakan aja pake tangan mana yang menurut kamu paling nyaman. Inget deh, Tuhan itu nyiptain semua orang dengan kelebihan dan kekurangan. Dan, kidal itu bukan kekurangan !!” tutup Mbak Febi.
Sumber: meleset.com - tahukahkamu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan anda.
Saran dan pendapat dapat dikirimkan di email kami seputar_fakta@rocketmail.com atau Twitter kami @SFakta.
Silahkan kirim komentar anda dikotak yang tersedia.