Mumi Manusia Es yang Dibekukan di Lab Italia (nationalgeographic.com) |
Fakta - Mumi manusia es Otzi telah melalui serangkaian autopsi untuk mengungkap pembunuhannya.
Teknik terbaru nanoteknologi menggunakan mikroskop berkekuatan atom untuk memeriksa jasad korban pembunuhan pertama dalam sejarah manusia, Otzi. Cara penelitian ini menemukan jejak penanda pendarahan, fibrin.
"Fibrin terbentuk segera setelah Anda terluka. Hanya butuh beberapa menit sebelum akhirnya menghilang," ujar Kepala Institut Mumi dan Manusia Es di Bolzano, Italia, Albert Zink. Penemuan fibrin pada luka panah manusia es ini menunjukkan Otzi meninggal sangat cepat setelah dipanah.
Langkah yang menggunakan teknologi baru ini dapat dimanfaatkan untuk membantu penyelidikan pembunuhan manusia era modern.
Ilmuwan juga menemukan sampel sel darah merah dari tubuh Otzi. Sel darah tua ini lebih elastis dari sampel yang segar. Dengan cara analisis darah yang sama, Zink menilai teknik serupa dapat berguna untuk menyelidiki tempat kejadian perkara.
"Jika jejak darah kering, tim peneliti forensik tidak memiliki metode yang baik untuk memperkirakan usia tetesan darah. Mereka tidak bisa menilai darah ini menetes dalam hitungan hari, minggu, atau bulan," imbuhnya seperti dikutip dari laman Discovery.com.
Menurut Zink, teknologi ini dapat merekam perbedaan elastisitas struktur darah untuk memprediksi umur titik darah pada lokasi kejahatan.
Penemuan ini menjelaskan misteri pembunuhan pria berusia 46 tahun ini. Otzi kali pertama ditemukan pada 1991 di utara Tyrol, sekitar 3.210 meter di atas permukaan laut. Manusia es ini menjadi salah satu mumi yang paling tua dan tersimpan dengan dengan sangat baik.
Penelitian awal menemukan Otzi menghabiskan hidupnya dalam radius 60 km dari tempat penemuan tubuhnya. Ilmuwan telah mengetahui kegiatan Otzi sebelum meninggal sejak 2007.
Pria ini memakan daging rusa. Para ilmuwan memperkirakan Otzi meninggal akibat terlibat pertempuran. Pendapat lain mengatakan dia dibunuh sebagai bagian dari ritual pengorbanan manusia.
Menurut pakar medis, Ruhli, tembakan panah ini tampak seperti berasal dari pertempuran atau terpanah saat berburu dibanding bagian dari ritual pengorbanan.
Ruhli berspekulasi Otzi ditembak di gletser, bukan di lembah, karena luka arteri menyebabkan kematian secara singkat. Manusia es ini lalu melarikan diri ke pegunungan hingga ajal menjemputnya.
Sumber : National Geographic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungan anda.
Saran dan pendapat dapat dikirimkan di email kami seputar_fakta@rocketmail.com atau Twitter kami @SFakta.
Silahkan kirim komentar anda dikotak yang tersedia.